Surabaya, 7 Februari 2024 - SMP Gema 45 Surabaya menyelenggarakan kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan tema "Bhinekka Tunggal Ika" yang mengangkat subtema "Konflik untuk Pendewasaan Diri." Acara ini diikuti oleh seluruh peserta kelas 7 sebagai bagian dari upaya pengembangan karakter dan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila.
Kegiatan ini, yang berlangsung pada tanggal 7 Februari 2024, diawali dengan Penampilan Drama dari masing-masing kelompok siswa. Setiap kelompok membawakan kisah yang menggambarkan konflik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam mencapai persatuan dan kesatuan. Melalui dramatisasi, para siswa dapat menyampaikan pesan tentang pentingnya toleransi, kerjasama, dan persatuan dalam perbedaan.
Drama-drama yang dipentaskan mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari perbedaan suku, agama, budaya, hingga perbedaan pendapat. Para siswa dengan kreativitas tinggi berhasil mengemas pesan-pesan tersebut dengan cara yang menghibur namun tetap memberikan pemahaman mendalam kepada penonton.
Setelah sesi drama, acara dilanjutkan dengan presentasi hasil karya siswa. Peserta kelas 7 memaparkan hasil penelitian dan refleksi mereka tentang konflik di sekitar mereka dan bagaimana konflik tersebut dapat menjadi bagian dari proses pendewasaan diri. Dalam presentasinya, siswa menyajikan analisis dan solusi konstruktif untuk mengatasi konflik tersebut, sejalan dengan semangat Bhinekka Tunggal Ika.
Kegiatan ini bukan hanya menjadi sarana untuk mengeksplorasi nilai-nilai Pancasila, namun juga sebagai upaya pihak sekolah untuk membangun generasi muda yang memiliki pemahaman mendalam tentang persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. SMP Gema 45 Surabaya berharap melalui kegiatan P5 ini, siswa dapat tumbuh sebagai individu yang dewasa, toleran, dan memiliki pemahaman yang kuat tentang pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman yang ada di Indonesia.
Kegiatan P5 di SMP Gema 45 Surabaya ini menciptakan ruang bagi siswa untuk belajar tidak hanya dari buku pelajaran, tetapi juga dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan mereka agen perubahan positif dalam masyarakat.
Tulis Komentar